Ayat bacaan: Kejadian 4:7
====================
"Tetapi jika engkau tidak berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu; ia sangat menggoda engkau, tetapi engkau harus berkuasa atasnya."
Meneruskan renungan kemarin mengenai panggilan kepada setiap orang percaya untuk tampil menjadi teladan yang melakukan perintah-perintah Tuhan secara nyata, hari ini mari kita lihat apa jadinya jika kita terus saja tidak menganggap penting hal ini. Seringkali kita tidak menganggap penting peringatan untuk menjadi teladan yang bisa menyatakan hati Tuhan secara nyata. Kita mengira bahwa itu cukup menjadi keharusan bagi pendeta, hamba Tuhan, guru atau tokoh-tokoh panutan lainnya dan bukan kita. Kita lupa bahwa pada saat kita tidak menjadi teladan, kita akan cenderung untuk melakukan banyak hal buruk. Dan disaat kita tidak berbuat baik, maka Tuhan sudah mengingatkan sejak semula bahwa dosa sudah mengintip di depan pintu, menunggu untuk masuk dan menerkam kita sampai binasa.
Pesan ini begitu penting hingga sudah disebutkan sejak kitab Kejadian. Mari kita lihat dalam kisah mengenai kisah Kain dan Habel. Ketika persembahannya ditolak, Kain mulai dibakar api amarah. Ia diliputi rasa iri hati. Hatinya dikatakan menjadi sangat panas dan air mukanya pun berubah muram. Tuhan pun berkata kepada Kain "Mengapa hatimu panas dan mukamu muram?" (Kejadian 4:6). Orang yang terbakar emosi akan segera terlihat jelas dari raut wajahnya. Memerah bagai tomat masak dengan mulut melengkung kebawah, mata melotot. Seperti itu mungkin wajah Kain pada saat itu. Lalu Tuhan menegurnya dan berkata: "Apakah mukamu tidak akan berseri, jika engkau berbuat baik? Tetapi jika engkau tidak berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu; ia sangat menggoda engkau, tetapi engkau harus berkuasa atasnya." (Kejadian 4:7). Tuhan mengingatkan dengan sangat jelas. Ketika kita tidak berbuat baik, ada dosa yang mengintip di depan pintu bagaikan binatang buas yang siap menerkam mangsa. Dosa menanti kita untuk membuka pintu dan mengijinkannya masuk untuk mengobrak-abrik hidup kita. Kecemburuan dan emosi Kain yang meluap ini merupakan salah satu hal yang bukan merupakan perbuatan baik, dan itu diingatkan Tuhan agar lekas ia atasi sebelum dosa menerkamnya. Artinya ada pilihan yang tersedia buat Kain. Sayangnya Kain tidak mengindahkan dan terus membiarkan emosinya. Yang terjadi sungguh tragis. Kain memilih untuk memuaskan nafsu amarahnya, membuka pintu bagi iblis untuk masuk. Dan kisah pembunuhan pertama pun terjadi. Sebagai konsekuensinya, Kain pun harus menerima konsekuensi akibat perbuatannya."Maka sekarang, terkutuklah engkau, terbuang jauh dari tanah yang mengangakan mulutnya untuk menerima darah adikmu itu dari tanganmu. Apabila engkau mengusahakan tanah itu, maka tanah itu tidak akan memberikan hasil sepenuhnya lagi kepadamu; engkau menjadi seorang pelarian dan pengembara di bumi." (ay 11-12).
Benar, manusia memang punya emosi dan wajar apabila terkadang kita bisa merasa kesal atau marah. Tetapi lewat kisah Kain dan Habel kita diingatkan bahwa ada dosa yang mengintip di depan pintu, sangat menggoda, dan siap menerkam kita apabila kita tidak bisa menguasai emosi kita. Emosi yang tidak terkendali menjadi lahan subur bagi iblis untuk melakukan pengrusakan. Dalam kitab Efesus kita diingatkan "Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu" (Efesus 4:26). Jangan berlama-lama menuruti emosi, dan jagalah jangan sampai kemarahan itu menjadi celah bagi masuknya dosa. Singkatnya kita baca pada ayat selanjutnya: "dan janganlah beri kesempatan kepada Iblis." (ay 27). Amarah yang tidak terkendali inilah salah satu yang ditunggu-tunggu iblis untuk menyerang kita, memperdaya kita untuk melakukan sesuatu yang jahat, yang nantinya akan kita sesali. Emosi, iri hati dan perselisihan ini termasuk perbuatan kedagingan yang pada akhirnya membuat pelakunya terbuang dari hadapan Tuhan, kehilangan kesempatan untuk menjadi ahli waris Kerajaan Allah. Berbagai perbuatan daging yang bertentangan dengan apa yang dikatakan sebagai perbuatan baik sudah dirinci pula oleh Paulus. "Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu,penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah,kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu--seperti yang telah kubuat dahulu--bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah." (Galatia 5:19-21).
Kembali kepada hal menjadi teladan, jika kita mau untuk menjadi teladan-teladan yang mencerminkan atau merepresentasikan Kerajaan Allah secara benar, itu artinya kita akan melakukan segala perintah Tuhan dan menjauhi larangan-laranganNya. Itu akan membuat kondisi hati kita baik, penuh aliran kasih Allah, dan kitapun akan terus melakukan perbuatan baik. Ketika itu yang kita lakukan maka dosa pun tidak akan bisa mendapat celah sedikitpun untuk masuk merusak kita. Iblis hanya bisa "berjalan berkeliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya" (1 Petrus 5:8), tapi tidak akan pernah bisa masuk ke dalam karena tidak ada celah sama sekali baginya untuk masuk. Ingatlah bahwa ketika kita mengira bahwa kita tidak perlu menjadi teladan dan tidak harus melakukan perbuatan baik seturut kehendak Tuhan, maka itu artinya kita membuka pintu bagi dosa yang dirancang si jahat untuk masuk membinasakan kita sekaligus menghilangkan kesempatan kita untuk masuk ke dalam sebuah tempat penuh kebahagiaan, tanpa ada ratap tangis yang sifatnya kekal yang sudah dipersiapkan Kristus bagi kita. Oleh karena itu tampillah menjadi para pelaku Firman yang menjadi teladan di tempat anda masing-masing. Itu akan sangat berguna bagi anak-anak anda, bagi keluarga, juga bagi diri anda sendiri.
Tidak ada tempat buat berbagai perbuatan tidak baik ketika kasih Allah melimpah dalam diri kita
Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho
Sumber : http://www.renungan-harian-online.blogspot.com/
Welcome.. Happy Blogwalking.. :D
Tuesday, November 20, 2012
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment