====================
"...hendaklah kamu memberkati, karena untuk itulah kamu dipanggil, yaitu untuk memperoleh berkat..."
Syalom teman2, saya menemukan renungan yang bagus untuk teman2 sekalian, dan dapat langsung diterapkan dalam kehidupan pribadi..
Seringkali saya bertanya kepada diri saya sendiri, mengapa pada saat saya selalu menghemat pengeluaran (pelit) dalam menggunakan uang, tetap saya uang yang saya miliki itu habis, tetapi saat saya menggunakan uang tersebut untuk menjadi berkat bagi sesama, uang tersebut seakan berputar dan kembali lagi kepada saya. Pernahkah teman2 merasa seperti itu?Mari kita baca artikel dari http://www.renungan-harian-online.blogspot.com/ berikut ini :
Siapa yang tidak ingin diberkati? Semua orang ingin agar usahanya diberkati Tuhan berlipat ganda. Tidak satupun yang ingin gagal, sebaliknya orang akan berusaha untuk memperoleh keberhasilan termasuk pendapatan setinggi mungkin. Sayangnya hanya sedikit yang menyadari hakekatnya memperoleh berkat Tuhan. Orang terus menumpuk harta sebanyak-banyaknya dan berpikir seperti dunia yang mengajarkan bahwa kebahagiaan akan diperoleh jika kita kaya raya. Semakin kaya, mereka bukannya makin dermawan tapi justru makin pelit. Kalaupun memberi, itu harus ada imbalannya atau sesuatu yang menguntungkan diri mereka. Kalau tidak, buat apa membuang-buang uang? Toh saya yang memeras keringat...begitu pikir mereka. Jika ini masih sempat terlintas di pikiran anda, buanglah segera jauh-jauh, karena alkitab sudah mengingatkan untuk apa sebenarnya kita diberkati.
Alkitab menyatakan dengan jelas bahwa ada hubungan sebab akibat dalam hal diberi dan memberi. Perhatikanlah ayat berikut ini: "...hendaklah kamu memberkati, karena untuk itulah kamu dipanggil, yaitu untuk memperoleh berkat..." (1 Petrus 3:9). Singkatnya, kita diberi untuk memberi. Kita diberkati untuk memberkati. Kita bekerja keras untuk mencukupi nafkah hidup kita dan keluarga, itu benar. Tapi itu bukanlah satu-satunya tugas kita. Ada pesan Tuhan yang penting pula agar kita memberi, menolong orang-orang lain yang tengah kesusahan. Dan sesungguhnya, untuk itulah kita diberi. Apabila kita memperoleh berkat tetapi tidak mau memberkati, maka itu artinya kita menolak untuk melakukan kehendak Tuhan.
Petrus mengatakan demikian, Paulus pun mengajarkan hal yang sama. Perhatikan apa katanya. "Camkanlah ini: Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga. Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita."(2 Korintus 9:6-7). Paulus ternyata tidak berhenti sampai disitu. Ia lebih jauh menjelaskan bahwa Tuhan sanggup melimpahkan segala kasih karuniaNya bahkan hingga berkelebihan, dan ini semua bukan untuk memperkaya diri, menyombongkan diri dan dinikmati sendiri dengan serakah, melainkan untuk beramal, memberkati orang lain."Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan." (ay 8). Dalam Alkitab versi BIS dikatakan "Allah berkuasa memberi kepada kalian berkat yang melimpah ruah, supaya kalian selalu mempunyai apa yang kalian butuhkan; bahkan kalian akan berkelebihan untuk berbuat baik dan beramal." Sangat jelas bukan? Kasih karunia Tuhan lebih dari cukup buat kita. Tuhan berkuasa untuk melimpahi kita dengan berkat, tetapi penting bagi kita agar menyadari untuk apa Dia memberikan itu. Selain agar kita mampu memiliki apa yang kita butuhkan dalam hidup, tetapi terlebih pula itu ditujukan agar kita punya sesuatu untuk berbuat baik dan beramal. Paulus ternyata menegaskan juga tentang hakekatnya mengapa kita diberkati, dan itu sama seperti apa yang dikatakan Petrus dalam kesempatan lain seperti yang bisa kita baca di atas.
Kita harus sadar betul bahwa berkat-berkat yang kita peroleh adalah titipan Tuhan, yang harus kita pakai untuk memberkati sesama kita, dimana Tuhan bisa dimuliakan di dalamnya. Apakah itu berkat kekayaan, berkat kesehatan, talenta-talenta yang kita miliki, semua itu hendaklah kita pergunakan untuk menjadi berkat buat orang lain. Apapun yang kita lakukan buat membantu orang lain akan sangat Dia hargai. Firman Tuhan berkata: "Maka Ia akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku." (Matius 25:45). Kita harus mengerti bahwa kekayaan yang ada pada kita hanya titipan Tuhan. Karena itu sudah selayaknya kita mempergunakannya untuk sesama kita, siapapun mereka, apapun latar belakangnya, dimana Tuhan dimuliakan disana. Mengasihi dan menolong orang lain dalam kekristenan tidak memandang apa dan siapa orangnya. "Dalam segala sesuatu telah kuberikan contoh kepada kamu, bahwa dengan bekerja demikian kita harus membantu orang-orang yang lemah dan harus mengingat perkataan Tuhan Yesus, sebab Ia sendiri telah mengatakan: Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima."(Kisah Para Rasul 20:35). Perhatikan, semakin dalam kita masuk ke dalam hadiratNya, semakin dekat kita pada Tuhan, maka cara kita memandang kebahagiaan pun dengan sendirinya berubah. Jika dulu kita berbahagia ketika kita diberi, maka kini kita akan jauh lebih berbahagia ketika bisa memberi kepada orang lain. Kita akan merasa sangat bahagia ketika bisa membahagiakan orang lain, bukan karena pamrih apa-apa tapi semata-mata karena belas kasih. Itu jauh lebih membahagiakan dibandingkan ketika kita memperoleh sesuatu. Kita memperoleh berkat adalah agar kita bisa memberkati orang lain lewat segala yang kita miliki. Singkatnya, kita diberkati untuk memberkati.
Akankah kita rugi, bangkrut atau jatuh miskin bila kita banyak memberi? Jika kita memberi dengan hati yang tulus semata-mata karena mengasihi Tuhan dan sesama, Tuhan sudah mengatakan kita tidak akan menjadi berkekuangan, malah akan semakin banyak lagi menerima berkat. Itu tertulis dalam Alkitab. "Ada yang menyebar harta, tetapi bertambah kaya, ada yang menghemat secara luar biasa, namun selalu berkekurangan."(Amsal 11:24). Pelit, tamak, serakah, egois dan sejenisnya tidak akan pernah membawa hasil apa-apa selain kerugian buat diri kita sendiri. Kita harus tahu untuk apa Tuhan memberkati kita, dan kita harus memiliki kerinduan untuk melakukannya. Kita harus sadar bahwa berkat hanya bisa dimiliki dengan usaha yang jujur, serius dan dibarengi dengan kedekatan dengan Tuhan, hidup kudus dan seturut kehendakNya, lalu selanjutnya mengetahui untuk apa itu diberikan. Jadi hiduplah seperti keinginan Tuhan, berusahalah sungguh-sungguh dengan jujur, dan ketika Tuhan memberkati anda, pergunakanlah itu untuk memberkati sesama. Mulailah memberi, maka Tuhan akan terus mencurahkan berkatNya memenuhi lumbung agar anda bisa memberkati lebih dan lebih lagi.
Kita diberi untuk memberi, kita diberkati untuk memberkati
Sumber :
Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho
0 comments:
Post a Comment